Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

“PROGRAM GURU PENGGERAK ADALAH PROGRAM Terkeren SEPANJANG MASA di Kemdikbud” oleh Lalu Tuhiryadi (Fasilitator PGP)


“PROGRAM GURU PENGGERAK ADALAH PROGRAM Terkeren SEPANJANG MASA di Kemdikbud” oleh Lalu Tuhiryadi (Fasilitator PGP)

Program guru penggerak adalah Program yang mengusung pemikiran/filosofis Pendidikan KHD sebagai spirit atau sebagai ruh. Untuk tujuan memajukan pendidikan, sebab, gagasan KHD adalah sebuah gagasan yang sangat brilian, sangat sesuai dengan konteks dan kultur Pendidikan Indonesia dan masih sangat relevan dengan kemajuan serta perkembangan zaman. Pendidikan dalam perspektif KHD adalah sebuah proses yang memerdekakan, pendididikan yang berpusat pada murid, Pendidikan yang berpihak pada murid, sebuah proses yang menjadikan murid sebagai subjek, yang memberikan kesepatan setinggi tingginya pada murid untuk tumbuh dan berkembang sesuai kekuatan kodrat atau kekuatan potensi masing masing. Yang dalam istilah lain dapat juga disebut sebagai Konsep Merdeka belajar yang kemudian saya menduga mengilhami Kurikulum Merdeka.
Disisi lain kita semua menyadari bahwa Peran Pendidikan bagi kemajuan bangsa amatlah vital, sebab maju mundurnya sebuah bangsa amatlah bergantung pada kemajuan Pendidikan, dalam realitas keseharian kita dapat menyaksikan bahwa yang membedakan kita satu sama lain adalah karena factor keterdidikan, yang membedakan antara pelayan dan yang dilayani, antara bos dengan bawahan, antara sopir dan majikan adalah karena faktor keterdidikan atau bagaimana seseorang dididik.
Sehingga nyatalah bagi kita semua bahwa Pendidikan adalah escalator bagi anak anak kita untuk naik kelas, escalator bagi anak anak kita untuk merubah taraf hidupnya, sebab dengan bekal pengetahuan, keterampilan serta kepribadian luhur yang dimiliki oleh anak anak kita, maka akan hal ini akan sangat membantunya untuk menyalakan lilin demi lilin impian, akan memacu anak anak kita untuk dapat berlari, mengejar dan menggapai dan membuat anak anak kita dapat membawa pulang bintang masa depan sesuai kodrat danpotensinya.
Dan ketika kita berbicara tentang konteks pendidikan maka ada 3 ranah yang sangat menentukan kemajuan Pendidikan, 1. pendidikan keluarga, sekolah, lingkungan masyarakat. jika seorang anak di didik oleh orang tua Hebat, guru yg hebat serta lingkungan yang hebat maka yakinlah bahwa dia akan menjadi anak yg hebat dan domain kita semua yang berprofesi sebagai guru adalah kita harus terus menerus meningkatkan kapasitas diri kita, Guru tidak boleh membiarkan dirinya tergilas oleh zaman, guru tdk boleh mewariskan kemunduran bagi generasinya, guru tak boleh lagi datang ke kelas dengan tangan hampa. Melainkan Guru harus menjadi teladan dan guru harus terus memberikan semangat bagi Peserta didiknya, guru harus dapat memberdayakan diri dan peserta didiknya, guru harus dapat menyesuaikan diri dengan kodrat alam dan kodrat zamannya demi Kemajuan Pendidikan kita dimasa yang akan datang.
Untuk mengemban Tugas mulia ini maka Guru haruslah kompeten, guru harus menyadari bahwa dia bukanlah apa apa jika hanya bergerak sendiri. Oleh karena itu Melalui Program Guru Penggerak Kementrian Pendidikan mengemas materi PGP dalam 3 Modul yang keren dengan serangkaian alur belajar MERDEKA yang merupakan singkatan dari Mulai dari diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi, Demonstrasi Kontekstual, Koneksi antar Materi dan Aksi Nyata. Melalui proses menjawab pertanyaan pemantik, eksplorasi materi secara konseptual baik secaraa mandiri maupun diskusi asinkron, berdiskusi dan kolaborasi secara sinkron Bersama fasilitator, kolaborasi dengan intruktur yang keren yang Sebagian besarnya adalah penulis modul PGP, mendemonstrasikan dan mengkoneksikan materi dan pada bagian akhirnya Calon guru penggerak diminta untuk melakukan Aksi nyata.
Sehingga dalam Program ini Calon Guru Penggerak dibekali oleh berbagai keterampilan yang terkandung dalam modul berikut
paket Modul 1 substansinya adlah menginisiasi bahwa guru harus memaknai filosofi Pendidikan Kihajar Dewantara secara utuh dan prinsip Triloka Pendidikan KHD Ing ngarso sung tulodo, Ingmadya Mangun Karsa, Tutwuri Handayani tidak hanya sebagai slogan semata melainkan memaknai dan menjiwainya, mendorong guru untuk bersikap reflektif, inovatif, madiri kolaboratif dan berpihak pada murid, selain itu guru juga didorong untuk mejalankan peran sebagai pemimpin pembelajaran, coach bagi rekan sejawat, mendorong atau membangun kolaborasi, menumbuh kembangkan student agency dan menggerakkan komunitasnya, guru juga di dorong untuk membuat visi perubahan dibekali dengan kemampuan manajemen melalui konsep manajemen inquiry apresiatif dan Konsep BAGJA yang lebih berfokus pada bagaimana menghimpun hal hal positif (berbasis asset), menggeser paradigma dari stimulus respon ke Teori control melalui penerapan disiplin positif, menerapkan keyakinan belajar pada murid, menerapkan segi tiga restitusi dalam membantu murid melahirkan kesadaran instrinsik murid, menginisiasi penerapan budaya positif dalam lingkungan sekolah
Pada Paket Modul 2 juga mengandung substansi terkait bagaimana guru didorong untuk memiliki kemampuanuntuk membuat serangkaian keputusan masuk akal dengan merencanakan pembelajaran yang berbasis pada kebutuhan murid dengan berbasis pada pemetan terhadap minimal 3 hal yaitu pemetaaan terhadap (kesiapan belajar murid, minat belajar serta profil murid), kemudian guru dilatih menerapkan Keterampilan Sosial emosional dan menerapkannya baik secara eksplisit, terintegrasi dalam proses pembelajaran, menciptakan Iklim yang mendorong keterampilan Sosial emosional maupun dengan melakukan pengusatan KSE terhadap rekan sejawat, selanjutnya guru dilatih menerapkan Coaching sebagai Upaya membantu murid mewujudkan tujuannya.
Sedangkan pada Paket Modul 3, Guru dilatih untuk mempelajari dan menerapkan kemampuan dalam pengambilan keputusan berdasarkan 4 paradigma dilemma etika, prinsip pengambilan keputusan berbasis pada hasil akhir, berbasis peraturan serta kepedulian dengan tetap mempertimbangkan aspek kebajikan universal dan keberpihakan pada murid, selanjutnya guru dibekali dengan kemampuan melakukan pemetaan aset dan merumuskan rencana pemanfaatan aset dengan menggeser pendekatan berbasis maslah dan beralih menggunakan pendekatan berbasis aset dan pendekatan berbasis pada komunitas dan mengedepankan proses kolaborasi, serta kolaborasi sebagai misi untuk menyiapkan pemimpin Pendidikan. Serta merumuskan program program yang berdapampak pada murid yang fokusnya adalah bagaimana menumbuhkan student Agency pada aspek Voice, Choice dan ownership murid yang akan memberikan ksesempatan pada murid untuk mengekspresikan aspirasi, pendapat, ide, pilihan serta motivasi dan tanggungjawabnya dalam proses belajar murid. Dengan membuat kerangka kerangka BAGJA untuk membantu perencanaan program/kegiatan yang dapat di itegrasikan dalam kegiatan intrakurikuler, co-kurikuler maupun ekstrakurikuler dengan focus pada tahap Jabarkan rencana dan atur eksekusi. Tentu dengan mempertimbangkan ATAP (Aset – Tantangan – Aksi – Pelajaran) serta Siapa saja yang perlu dilibatkan dalam menyusun perencanaan program/kegiatan tersebut.
Selain itu kemendikbud juga mensupport program ini dengan gelontoran anggaran yang maha dahsyat sebesar 4.57 T serta melibatkan Pakar Pendidikan, guru guru terbaik,serta berbagai pihak yang memiliki relevansi dengan Pendidikan untuk sebuah misi menyiapkan Pemimpin Pembelajaran dan mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid, serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila yang terdiri dari 6 unsur (beriman dan bertaqwa pada tuhan yang maha esa dan berakhlak mulia, Mandiri, Bernalar Kritis, Kreatif, Gotong royong dan berkebinekaan global) dalam istilah lainnya memiliki karakter kinerja maupun karakter moral, karakter kinerja ditandai dengan sikap ulet, rajin, Cerdas, mandiri, kritis, terampil dan sebagainya sedangkan karakter moral ditandai dengan, sikap relegius, jujur, sopan, menghormati orang lain yang intinya adalah terkait budi pekerti luhur.
Sehingga dari gambaran terkait program ini kita dapat melihat bahwa betapa besar dan serius Upaya yang dilakukan oleh kementrian Pendidikan dan kebudayaan untuk memajukan Pendidikan. Namun sukses atau tidaknya kegiatan ini sangatlah bergantung pada seberapa besar geliat guru untuk ikut andil dan menyukseskan kegiatan ini dan mengimplementasikannya disekolah masing masing.
Pada bagian akhir, sebagai fasilitor Saya merasa bangga karena dapat kesempatan terlibat dalam program hebat ini, saya senang dengan semangat dan geliat yang dibangun oleh semua pihak yang terlibat dalam program ini, saya merasa beruntung karena mendapatkan kesempatan untuk berbagi pengetahuan, berbagi perspektif, berbagi pengalaman dan keterampilan dan berkolaborasi denga CGP hebat, bapak ibu Pengajar praktik, teman Fasilitator hebat, Para instruktur, Admin, dan penyelenggara, baik pihak BGP maupun Pihak kementerian Pendidikan yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya dimana tak semua orang mau menempuh jalan ini kecuali mereka yang memilih terlibat di program ini adalah orang orang yang berangkat dari kesadaran kolektif bahwa guru dan kita semua tidak boleh mewariskan kemunduran bagi generasi bangsa Melainkan Kita Harus mewariskan kemajuan peradaban. Mas Nadim emang Keren, beliau memang Bukan Pakar pendidikan Tapi dengan segala kerendahan hati Beliu telah mendengarkan masukan dari orang orang yang punya pengalaman dalam pendidikan terutama adalah guru sebagai pihak yg paling banyak dilibatkan dalam program ini....
Terima kasih untuk semua pihak yang telah mensupport Program ini

Post a Comment for "“PROGRAM GURU PENGGERAK ADALAH PROGRAM Terkeren SEPANJANG MASA di Kemdikbud” oleh Lalu Tuhiryadi (Fasilitator PGP)"